Penggangaran Tradisional versus Penggangaran Modern
Pendekatan anggaran dalam sektor pemerintah telah menagalami banyak perubahan. penggangaran tradisional telah banyak digunakan di negara-negara berkembang dengan dua karakteristik utama yakni incrementalism dan line-item. anggaran tradisional incrementalism hanya menambah atau menggurangi jumlah rupiahnya dengan dasar anggaran tahun sebelumnya. anggaran ini hanya menyesuaikan tingkat inflasi, jumlah penduduk, pendapatan daerah dsb tanpa memperhatikan value for money(V3M). akibatnya pada akhir tahun anggaran akan terjadi sisa lebih sehingga pengalokasian anggaran dipaksakan pada kegiatan kegiatan yang kurang penting. anggaran ini mneggunakan konsep historic cost of service.
kemudian karakteristik dari line item dimana struktur anggaran bersifat pada penerimaan dan pengeluaran yang tidak dapat dihilangkan. line item ini menyebbkan tidak ada perkembangan ataupun penyesuaian dengan item penerimaan dan belanja lainnya dan bersifat umum karena tidak dapat disesuaikan, misalnya pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang. struktur line item ini tetap diadakan untuk mengontrol pengeluaran agar tidak mengalami defisit atau overbudgeting.
Pendekatan tradisional ada 2 macam yakni,
1. Traditional way
Pendekatan kasus tradisional way dapat diterapkan pada beberapa contoh pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kontraktor yang digunakan untuk melakukan pembangunan merupakan kontraktor pihak swasta yang memenangkan tender yang kemudian proyek dibiayai oleh pemerintah. setelah pembangunan proyek selesai pemerintah mengambil alih proyek tersebut. misalkan Rumah sakit daerah. Pemerintah mengurusi kegiatan operasional hingga pendapatan rumah sakit tersebut.
2. Modern Way
Pada kasus modern way, kontraktor dan pemerintah sama-sama melakukan kerja sama dalam pembangunan proyek yang didanai oleh pemerintah. Setelah proyek selesai, proyek diserahkan pertanggungjawaban pengelolaannya kepada pihak swasta. seluruh pengelolaan rumah sakit menjadi tanggung jawab pihak swasta atas nama pemerintah, kemudian jika terjadi laba maka hasilnya juga akan dibagi rata pemerintah dan sektor swasta.
Kelemahan anggaran Tradisional
- hubungan pembangunan terputus antara pembangunan tahunan dengan rencana jangka panjang dikarenakan anggaran hanya berbasis pada anggaran sebelumnya tanpa memperhatikan rencana jangka panjang pemerintah.
- Pendekatan incremental menyebabkan anggaran tidak diperiksa pengeluarannya secara eksplisit.
- lebih berorientasi pada input daripada output sehingga anggaran tidak dapat dijadikan alat evaluasi kerja, pilihan kerja, dan kebijakan yang tepat.
- sekat-sekat yang kaku dimana tidak ada kegiatan yang saling melakukan koordinasi secara intensif menyebabkan tujuan nasional sulit tercapai.
Anggaran Rasional
Pada era globalisasi pemerintah berperan lebih dalam memberdayakan masyarakat. Peran pemerintah dalam penyediaan good governance meningkat dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya. Sumber daya manusia juga menentukan peran penting dalam penyediaan jasa pemerintah. Anggaran ini dikenal sebagai era New Public manajemen. Anggaran berbasis kinerja yang merupakan paradigma kinerja sebagai bagian dari performance pemerintah yang bukan berorientasi pada kebijakan.
NPM menimbulkan paradigma baru mengenai effisiensi, effektivitas, dan economist dalam pratik penyelenggaran kegiatan pemerintah. Proses penggangaran terpisah antara pendapatan dan penyertaan modal yang berorientasi pada mekanisme pasar bukan lagi pada orientasi prosedural. berikut perbedaan anggaran tradisional dengan NPM:
Setelah munculnya pendekatan NPM, maka muncul berbagai pendekatan dalam NPM salah satunya anggaran berbasis kinerja (performance Budget), pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan sistem penggangaran tradisional yang tidak memiliki indikator atau pun tolak ukur yang jelas dalam penyelenggaraan kegiatannya. pendekatan ini mengutamakan konsep value for money dalam pengukuran sebuah kinerja yang isitematik dan rasional. Diharapkan dengan penentuan tolak ukur (indikator) dan pengawasan kinerja orientasi performance pemerintah menajdi semakin jelas dan terarah.
Siti Rahayu
STIE Swastamandiri Surakarta
2015
www.Riswanarifin.wordpress.com