1. Komunikasi Verbal
a. Meeting Saat pertama kali bertemu dalam
rapat biasanya diawali dengan pertukaran kartu nama. Etikanya adalah penerima
kartu saling mengadahkan kedua tanggannya. Dibaca secara lantang dan
diperdengarkan kepada semua orang, dan kartu tersebut diletakkan di atas meja,
bukan di kantong saku atau kantong celana, dikarenakan hal itu dianggap tidak
sopan. Mereka menghormati kaum yang lebih tua atau senior untuk memberikan
tanggapan dalam meeting. Mereka berbicara dengan nada yang rendah dan teratur,
muka datar dan serius.
b.Interview (He-re-so)
He-Koku: Laporan
mengabari atasan untuk semua progress dan masalah. Re-Roku: Kontak, yakni tidak
pernah lupa menghubungi atasan dan dapat selalu dihubungi. So-Dan: Diskusi,
yakni membicarakan masalah dengan atasan untuk mendengar advice dari atasan.
c.Presentasi Selalu ada
Chukaisha(Chu-kie-shah) “ penengah” seseorang yang bertindak sebagai wakil dari
satu kepada pihak lain untuk melakukan negosiasi. Khususnya membahas persoalan
yang sensitive namun perannya sangat penting.
d. Phone call: Always call always available
if the phone number listed in contact phone and converserly.
2. Komunikasi non-verbal
adalah proses komunikasi yang disampaikan tidak dengan kata-kata. Komunikasi
ini dikenal dengan bahasa tubuh atau bahasa isyarat, sedangkan dalam bahasa
jepang dikenal dengan “miburi”. Situasi komunikasi ini dapat menuntut orang
untuk mengungkapkan gagasan dan emosi ecara tidak langsung. Pesan ini
dimaksudkan secara implicit misalnya kontak mata, eskpresi wajah, dan gerak
anggota badan(gesture). a.Ojigi Membungkuk adalah cara memberi salam
tradisional di jepang. Orang jepang menyebut salam ini “Ojigi”. Di jepang
umumnya tidak memberikan salam dengan berjabat tangan berpelukan atau cara lain
yang bersentuhan badan. Jarak yang pantas ketika berhadapan bagi orang jepang
adalah kurang 1 meter. Adapun tata cara Ojigi yakni :
- Badan membungkuk dan tidak boleh melihat mata lawan
bicara -Janganlah melepas atau menjuntaikan tangan dari badan -Punggung
lurus pada saat membungkuk dan tidak boleh menonjolkan pantat. -Jangan
melihat ujung kaki, tetapi lihatlah 30 cm di depan ujung kaaki. -Ketika
melakukan salam bias mengucapkan : Ohayo Gozaimasu (selamat pagi),
Konichiwa(selamat siang), Konbanwa (Selamat Malam), atau Shitsurei
Shimazu (senang bertemu anda).
- Memberikan kartu nama Orang jepang memperlakukan kartu
nama dengan rasa hormat yang tinggi. Aturan pada waktu bertukar kartu
nama adalah jabatan yang lebih rendah memberikan terlebih dahulu kepada
orang yang jabatannya lebih tinggi atau jika sedang berkunjung memberikan
terlebih dahulu kepada yang dikunjungi.
- Menunjuk hidung, meletakkan jari telunjuk di depan
bibir Jika orang jepang berkomunikasi dengan orang lain dan menunjuk
hidungnya maka artinya ia menunjukkan kepada dirinya sendiri. Sedangkan
si pembicara menunjuk di depan bibirnya, itu bias diartikan “ tolong
diam”.
- Oke Arti oke dengan membentuk lingkaran dengan ibu
jari dan jari telunjuk, lalu memperlihatkan samping kelingking kepada
lawan pembicara.
- Benar dan Salah Tangan menyilang di depan muka.
- Shokuji (saat makan) Etika sumpit orang jepang mirip
dengan orang cina, perbedaan utamanya bahwa mangkuk dipegang lebih rendah
dan sebaiknya menggambil lauk di sebelah kiri dengan tangan kanan.
- Okama Letakkan telapak tangan di sisi mulut dengan
telapak tangan menghadap ke luar. Gesture ini dapat berarti gay jika kamu
melakukannya tanpa mengatakan sesuatu. Namun, jika kamu mengatakan
sesuatu itu berarti kamu berbisik-bisik tentang seseorang di
belakangnya.
- Ochi Tsui Chi Gerakan kedua tangan dari atas ke bawah
sambil berkata “ ochi tsuite” atau maa maaa maaa” dengan telapak tangan
menghadap ke bawah. Hal ini dilakukan agar seseorang tetap tenang dan
tidak perlu panic.
0 comments:
Posting Komentar