23 Jan 2016

Barriers Language of Work and Holiday Visa

A. PENDAHULUAN 
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kegiatan bisnis maupun aktivitas sehari-hari. Kebanyakan orang menganggap bahwa bahasa menjadi problem tersendiri ketika ingin mengembangkan diri ke luar negaranya. Orang harus berfikir ribuan ulang untuk pergi dan keluar dari zone comfort menuju tempat baru dengan bahasa lokal setempat yang sangat minim dijadikan alat komunikasi. Beberapa orang telah mencoba hal ini dan tidak jarang masyarakat lokal setempat tidak mengerti apa yang diucapkan seseorang dengan bahasa lokalnya. Hal ini dikarenakan dialek dan penyusunan pola kalimat yang belum terbiasa saja. Berbeda hal dengan bisnis, bahasa dianggap sebagai language of business dalam praktik dan kegiatan transaksi internasional. Barriers of languange menjadi sangat tipis sekali dalam praktik kegiatan transaksi internasional pada perusahaan-perusahaan yang akan melakukan ekspansi ke negara-negara home country. Perusahaan dituntut untuk mempromosikan produk maupun jasa mereka dengan bahasa lokal disertai aturan sosial budaya yang telah mengakar kuat dalam masyarakat. Ruang ligkup perdagangan internasional tidak hanya terbatas pada batas-batas politik, budaya, valas, dan hukum perdagangan internasional. Setiap negara memiliki budaya dan bahasa yang berbeda. Perusahaan memiliki interaksi lebih dengan bahasa lokal sebagai alat komunikasi. Setiap pengekspor maupun pengimpor harus mempelajari kendala atau hambatan yang sengaja dikeluarkan oleh negara lain. Salah satu kendala yang dihadapi yakni bahasa komunikasi masing-masing pelaku transaksi perdagangan internasional. Berbagai supplier dan buyer dari berbagai negara dengan karakteristik yang berbeda menjadikan tantangan sendiri dalam menjalankan bisnis internasional. Sehingga bahasa dapat dijadikan sebagai hambatan maupun faktor pendorong. Bahasa inggris sebagai bahasa universal disusul dengan bahasa perancis menjadikan syarat mutlak alat komunikasi perdagangan internasional. Namun menurut Gustav Kusno (2015), bahasa inggris bukan sebagai bahasa yang banyak dipergunakan, bahasa inggris dipergunakan sebagai bahasa universal. Bahasa yang banyak dipergunakan yakni bahasa mandarin. Bahasa inggris diterima sebagai bahasa perdagangan dikarenakan penggunaannya yang luas dan sebagian negara-negara di dunia menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama. Bekerja di luar negeri menjadikan tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Kendala bahasa dan budaya negara tujuan memiliki keunikan tersendiri bagi ekspatriat. Bekerja sambil berlibur mulai diminati berbagai warga di seluruh dunia. namun, informasi mengenai work and holiday menjadi sangat tertutup jika terbentur dengan persyaratan yang diajukan dengan bahasa dimana menjadi syarat utamanya. Kualitas sumber daya masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan dalam menghadapi era perdagangn internasional. Menghadapi era pasar global MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) menjadi dilema di kalangan publik dan pemerintah. Sebenarnya seberapa siap Indonesia menghadapi tantangan global yang dapat mengancam atau memajukan perekonomian Indonesia. MEA bertujuan meningkatkan upaya kemakmuran ekonomi secara merata oleh negara-negara ASEAN. Peningkatkan kemampuan berintegrasi global tersebut dilakukan dengan tahapan integrasi pasar domestik sebagai pasar tunggal dan integrasi berbasis produksi sehingga dapat meningkatkan daya saing di tengah pasar global. Namun hal tersebut belum dapat optimal mengingat kondisi usaha mikro dan menengah (UKM) dan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah daya saingnya (Nagel, 2014: 4). Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meluasnya penggunaan bahasa asing dalam perdagangan global. Masyarakat diharuskan dan diharapkan memiliki kesadaran lebih dalam meningkatkan penguasaan dan skill bahasa asing tersebut. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat tersebut maka kegiatan bisnis dan transaksi internasional bukan menjadi hambatan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk go public baik secara domestik maupun internasional. 

B. PEMBAHASAN 
Indonesia mempunyai masalah mendasar terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Indeks pembangunan manusia Indonesia 2014 (UNDP) berada pada posisi 108, sementara Malaysia menempati urutan ke-64 dan Singapura no-9. Di kawasan ASEAN, Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat melimpah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Namun dalam hal sumber daya manusia, Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara tersebut. Masyarakat yang dapat mengakses pendidikan perguruan tinggi pun jumlah nya juga masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Problema pendidikan di Indonesia masih menjadi hal yang dundamental untuk senantiasa ditingkatkan agar masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam era persaingan global. Era persaingan global meuntut warga dunia untuk berkerja di luar negeri. Perusahaan di seluruh dunia mengembangkan bisnisnya secara transnegara sehingga memerlukan ekspatriat ke negara tujuan. Proses ini seringkali emiliki beberapa kendala seperti shock culture dengan makanan, cuaca, dan bahasa menjadi kendala utama. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengikuti kursus bahasa maupun adaptasi di negara baru untuk beberapa bulan. Sejak tahun 2009 Pemerintah Indonesia dan Australia menjalin kerjasama berkaitan dengan program bekerja dan berlibur. Working and Holiday Visa (Subclass 462) merupakan visa yang memperbolehkan WNI untuk bekerja sambil berpergian selama 12 bulan di Australia. Selain bekerja WNI juga diizinkan berlibur selama casual (diluar jam kerja). Sebenarnya banyak sekali subclass visa untuk negara Australia namun penulis hanya akan memaparkan visa jenis ini. Selama program berlangsung telah terjadi pembatasan kuota dari tahun 2009-2012 hanya 100 orang saja yang dapat mengajukan Work and Holiday Visa. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas sumber daya Indonesia di dunia Internasional. Namun tahun 2012 terjadi negosiasi ulang sehingga pembatsan kuot menjadi 1000 orang per tahun yang bekerja dan berlibur di Australia. Meningkatnya jumlah kuota menunjukkan hasil positif meningkatnya WNI yang berkerja di Australia dari tahun ke tahun. Meskipun belum mencapai kuota setiap tahunnya diharapkan masyarakat semakin berkembang untuk berintegrasi dengan persaingan global. Berikut proses pengajuan WHV: a. Online Registrasi untuk mengajukan surat rekomendasi ke Direktorat Jendral Imigrasi Republik Indonesia dan jika diterima berkas-berkas tersebut akan dilakukan wawancara oleh pihak Imigrasi. b. Memasukkan dokumen kelengkapan di AVAC (Australian Visa Application Centre) c. Mendapat HAP ID dari Kedutaan Australia melalui email d. Melakukan Medical Check up di rumah sakit yang diminta oleh Kedutaan Australia e. Mendapat pemberitahuan yang disetujui melalui email Persyaratan pengajuan Work and Holiday Visa (WHV) hanya bisa dilakukan WNI setingkat perguruan tinggi saja. Sementara setiap tahun hanya 20% WNI lulusan SMA dan SMK yang mampu mengakses perguruan tinggi setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih berada di batas bawah standar dunia pendidikan Internasional. Pendidikan di Indonesia juga masih terfokus pada pulau Jawa saja. Sehingga akses dan pemerataan daerah-daerah di luar pulau Jawa masih menjadi dilema bagi pemerintah. Berbagai requirement yang cukup menyita waktu dan uang dapat menurunkan minat WNI yang bekerja di Australia sehingga tidak pernah mencapai kuota yang diharapkan. Selain baground pendidikan, syarat yang lainnya yakni sertifikat bahasa asing (English) setingkat fungsional diamana IELTS 4.5 dan TOEFL iBT 46 dengan completed within 12 months of visa application lodgement dari AVAC (Australian Visa Application Center). Semua proses pengajuan Visa memerlukan waktu sekitar 7 bulan dan ketika batas kuota ditutup pada akhir juli, maka pelamar akan terdaftar kuota tahun selanjutnya. Bahasa dan baground pendidikan menjadi hambatan masyarakat Indonesia dalam menghadapi era persaingan global. Sementara pendidikan dan bahasa menjadi satu paket yang tidak terpisahkan dimana hal tersebut masih sedikit masyarakat Indonesia yang mengenyam pendidikan hingga setaraf perguruan tinggi. 

C. PENUTUP 
Diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam menyambut era persaingan global. Pemerintah sebagai organisasi fasilitator berkesempatan untuk mengembangkan sarana prasarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia berkelanjutan. Bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang dapat menjadi border house antara Indonesia dengan dunia Internasioal. 

DAFTAR PUSTAKA 
Nagel, P. Julius F. (2013). Peluang Dan Tantangan Ukm Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Sustainable Competitive Advantage (SCA) 3.1. http://www.pedidikanindonesia.com/2015/01/potret-dunia-pendidikan-di-indonesia.html http://farhanifajria26.blogspot.co.id/2015/04/hambatan-perdagangan-internasional-di.html http://www.kompasiana.com/gustaafkusno/sepuluh-bahasa-terbanyak-dipakai-di-dunia_550abf13a333119d712e3aa6 
http://sains.me/1586/tanyasains-mengapa-bahasa-internasional-menggunakan-bahasa-inggris.html/ Forum Work and Holiday Visa Indonesia

0 comments:

Posting Komentar