Bahasa
merupakan alat komunikasi yang lazim digunakan oleh masyarakat dunia. Bahasa
yang menjadi standar komunikasi dunia adalah bahasa inggris. Tak heran ketika
kita menjumpai penggunaan bahasa inggris sebagai nama-nama jalan, merk brand
produk ternama maupun fasilitas umum di Indonesia. Demikian juga dengan tempat
perbelanjaan di luar negeri seperti Harajuku atau Shibuya (Jepang) dimana anak
mudanya menyanyikan lagu pop barat sepanjang butik maupun coffees shop.
Di
masa sekarang, masyarakat berbicara bahasa inggris, melihat film berbahasa
inggris dan kita tidak dapat memungkirinya penggunaan tersebut dalam tatanan
sosial masyarakat. Tanpa kita sadari, kita telah melewati masa kolonial dan
menuju era baru yakni konstitusi modernitas. Dampak adanya globalisasi
yang terlihat jelas yakni berupa penggunaan bahasa yang semain meluas, lifestyle,
makanan, dan politik bahkan yang ekstrem yakni perubahan budaya. Konsep
modernitas menurut Anthony Giddens dalam bukunya The Consequences of
Modernity menyataan bahwa modernitas tidak dapat dipisahkan antara perkembangan
sebuah daerah maupun kota pada masa lampau dan masa sekarang. Beberapa kota di
Jepang seperti Kyoto dan Ginza atau Shibuya merupakan bukti sebuah modernitas. Kyoto
hingga saat ini masih mempertahankan nilai-nilai budaya dan bangunan jaman
dahulu, berbeda halnya dengan Ginza maupun Shibuya dimana kedua kota tersebut
banyak terdapat bangunan modern dengan merk brand-brand produk yang sudah
mendunia.
Globalisasi
dan transfer teknologi memegang peranan penting dalam mempengaruhi perkembangan
suatu negara. Pada tahun 1950, 79% mata pencaharian penduduk Korea Selatan
sebagai petani, 61% tahun 1960 dan sekarang 10% penduduk korea selatan yang
bekerja di sektor pertanian. Berbeda halnya penduduk negara Taiwan yang kini
hanya tinggal 8% dari sebelumya tahun 1960 setengah dari penduduk Taiwan
bekerja di sektor pertanian. Salah satu penyebab berubahnya masa transisi suatu
negara yakni globalisasi yang dipengaruhi bahasa inggris sebagai bahasa global
dunia. Taiwan dan Korea Selatan saat ini menjadi macan asia bersama Jepang,
Cina, dan Hongkong.
Perkembangan
bahasa inggris tidak terlepas atas masa kolonialisasi pada masa sebelumnya.
Suku brighton yang pertama kali menduduki Britania Raya, kemudian bangsa
Romawi, bangsa Jutes, bangsa Anglo-Saxon, bangsa Danes, dan terakhir bangsa
Norman French. Invasi suatu negara menyebabkan terjadinya aulturasi bahasa dan
budaya yang membentuk bahasa inggris saat ini. Beberapa daerah yang menggunaan
kata chester seperti Manchester, Winchester, dan sebagainya dulunya merupakan base
camp bangsa Romawi. Wilayah yang berakhiran dengan _sex seperti wessex,
essex dan sebagainya dulunya merupakan base camp-nya bangsa Saxon.
Mungkin hal inilah yang membuat bahasa inggris menjadi tidak konsisten dalam
peraturan dan lainnya. Misalkan ada beberapa kata yang diambil dari berbagai
bahasa seperti Tsunami (Jepang), Tornado, Typhoon, dan masih banyak lagi.
Berbicara
bahasa memang tak pernah habis dimana bahasa merupakan artikulasi sebuah budaya
tertentu. Menurut pendapat Hung Tze Jan, seorang publisher asal Taiwan yang
meyatakan bahwa bahasa merupakan sebuah tembok Cina. Bahasa menjadi tameng
kehidupan suatu negara dimana bahasa yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui kerjasama dengan negara-negara lain sekaligus menjadi ajang
promosi sebuah budaya. Peran bahasa menjadi sangat berpengaruh ketika bahasa
tersebut diperkenalkan oleh masyarakat lokal, misalnya penduduk Cina yang
bermigrasi ke negara lain dimana konsekuensinya bahasa mandarin menjadi popular
oleh masyarakat global seiring berkembangnya perekonomian Cina belakangan ini.
Faktor demograsi penduduk dan migrasi merupakan distribusi realitas sebuah
budaya hingga kini.
Meskipun
bahasa inggris merupakan bahasa yang dominan digunakan dalam media global, namun
situasi tidak semua orang memahami bahasa inggris secara keseluruhan. Proses
tersebut salah satunya disebabkan oleh pengaruh bahasa lokal yang digunakan
penduduk setempat. Misalkan masyarakat Jepang yang keukeh (memegang erat)
penggunaan bahasa jepang dalam ehidupan sehari-harinya meskipun banyak orang
asing yang bertanya dengan bahasa inggris, mereka akan menjawab dengan bahasa
jepang. Apabila paham bahasa inggris, maka jawaban tersebut lebih banyak
dicampur bahasa jepangnya daripada bahasa inggrisnya. Seiring berkembangnya dunia teknologi yang
mendukung ekspansi bahasa-bahasa di dunia, masyarakat dapat mengakses informasi
global dalam berbagai macam bahasa di seluruh dunia. Bahasa internasional pada
abad ke-20 yang sering digunakan masyarakat yakni bahasa Inggris, perancis, dan
mandarin. Bahasa perancis digunakan oleh beberapa kalangan saja karena sedikit
sekali masyarakat dunia yang menggunakan bahasa perancis, sedangkan bahasa
mandarin adalah bahasa yang umum digunakan di kalangan etnis Cina. Bahasa mandarin
dijadikan bahasa pilihan atau kewajiban di sekolah-sekolah negara Thailand dan
Korea Selatan mengingat Cina merupakan negara yang menjadi pusat kegiatan di
negara-negara Asia Timur. Jumlah penduduk juga data mempengaruhi akses
penggunaan bahasa daerah tersebut seperti bahasa mandarin. Bahasa inggris
merupakan bahasa adopsi dari beberapa bangsa yang pernah menjajah negara
inggris.
Sama
halnya di negara Eropa Timur seperti Rusia, siswa sekolah dasar juga diwajibkan
mempelajari 5 (lima) bahasa sekaligus yakni bahasa inggris, rusia, turki, dan .
Berkembangnya
sebuah bahasa di beberapa negara juga dapat meningkatkan potensi pariwisata
sekaligus perekonomian negara tersebut. Sejak tahun 2001, Pemerintah Thailand
serius dalam menggarap sektor pariwisata negaranya dengan meningkatkan
infrastruktur dan penggunaan bahasa inggris sehingga kawasan daerah Bangkok, Phuket,
dan Koh Samui menjadi ramai dikunjungi wisatawan. Disamping itu banyak
informasi yang diperoleh melalui web dengan berbahasa inggris dan bahkan
warga lokal Thailand menawarkan diri menjadi host lokal bagi turis
mancanegara yang ingin berkunjung ke Thailand. Hal ini mengindikasikan bahwa
berkembangnya akses penggunaan bahasa yang semakin mendunia maka perekonomian
daerah tersebut meningkat melalui potensi pariwisatanya.
Selanjutnya
bahasa India yang terdiri dari bahasa Bengali dan Hindi, bahasa Spanyol, bahasa
Portugis, bahasa Jerman, bahasa Jepang, bahasa urdu, bahasa Korea, bahasa jawa,
bahasa telugu, bahasa tamil, bahasa Vietnam, dan bahasa Marathi. Bahasa
tersebut sebaiknya dipelajari untuk mengembangkan bakat dan minat dalam
menghadapi transisi globalisasi di abad ke -20 ini.
0 comments:
Posting Komentar