23 Jan 2016

Analize Japanese Comunication Business

1.     Komunikasi Verbal
 a. Meeting Saat pertama kali bertemu dalam rapat biasanya diawali dengan pertukaran kartu nama. Etikanya adalah penerima kartu saling mengadahkan kedua tanggannya. Dibaca secara lantang dan diperdengarkan kepada semua orang, dan kartu tersebut diletakkan di atas meja, bukan di kantong saku atau kantong celana, dikarenakan hal itu dianggap tidak sopan. Mereka menghormati kaum yang lebih tua atau senior untuk memberikan tanggapan dalam meeting. Mereka berbicara dengan nada yang rendah dan teratur, muka datar dan serius.
 b.Interview (He-re-so)
He-Koku: Laporan mengabari atasan untuk semua progress dan masalah. Re-Roku: Kontak, yakni tidak pernah lupa menghubungi atasan dan dapat selalu dihubungi. So-Dan: Diskusi, yakni membicarakan masalah dengan atasan untuk mendengar advice dari atasan.
c.Presentasi Selalu ada Chukaisha(Chu-kie-shah) “ penengah” seseorang yang bertindak sebagai wakil dari satu kepada pihak lain untuk melakukan negosiasi. Khususnya membahas persoalan yang sensitive namun perannya sangat penting.
 d. Phone call: Always call always available if the phone number listed in contact phone and converserly.
2.     Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi yang disampaikan tidak dengan kata-kata. Komunikasi ini dikenal dengan bahasa tubuh atau bahasa isyarat, sedangkan dalam bahasa jepang dikenal dengan “miburi”. Situasi komunikasi ini dapat menuntut orang untuk mengungkapkan gagasan dan emosi ecara tidak langsung. Pesan ini dimaksudkan secara implicit misalnya kontak mata, eskpresi wajah, dan gerak anggota badan(gesture). a.Ojigi Membungkuk adalah cara memberi salam tradisional di jepang. Orang jepang menyebut salam ini “Ojigi”. Di jepang umumnya tidak memberikan salam dengan berjabat tangan berpelukan atau cara lain yang bersentuhan badan. Jarak yang pantas ketika berhadapan bagi orang jepang adalah kurang 1 meter. Adapun tata cara Ojigi yakni : 
    • Badan membungkuk dan tidak boleh melihat mata lawan bicara -Janganlah melepas atau menjuntaikan tangan dari badan -Punggung lurus pada saat membungkuk dan tidak boleh menonjolkan pantat. -Jangan melihat ujung kaki, tetapi lihatlah 30 cm di depan ujung kaaki. -Ketika melakukan salam bias mengucapkan : Ohayo Gozaimasu (selamat pagi), Konichiwa(selamat siang), Konbanwa (Selamat Malam), atau Shitsurei Shimazu (senang bertemu anda). 
    • Memberikan kartu nama Orang jepang memperlakukan kartu nama dengan rasa hormat yang tinggi. Aturan pada waktu bertukar kartu nama adalah jabatan yang lebih rendah memberikan terlebih dahulu kepada orang yang jabatannya lebih tinggi atau jika sedang berkunjung memberikan terlebih dahulu kepada yang dikunjungi.
    • Menunjuk hidung, meletakkan jari telunjuk di depan bibir Jika orang jepang berkomunikasi dengan orang lain dan menunjuk hidungnya maka artinya ia menunjukkan kepada dirinya sendiri. Sedangkan si pembicara menunjuk di depan bibirnya, itu bias diartikan “ tolong diam”.
    • Oke Arti oke dengan membentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari telunjuk, lalu memperlihatkan samping kelingking kepada lawan pembicara.
    • Benar dan Salah Tangan menyilang di depan muka.
    • Shokuji (saat makan) Etika sumpit orang jepang mirip dengan orang cina, perbedaan utamanya bahwa mangkuk dipegang lebih rendah dan sebaiknya menggambil lauk di sebelah kiri dengan tangan kanan. 
    • Okama Letakkan telapak tangan di sisi mulut dengan telapak tangan menghadap ke luar. Gesture ini dapat berarti gay jika kamu melakukannya tanpa mengatakan sesuatu. Namun, jika kamu mengatakan sesuatu itu berarti kamu berbisik-bisik tentang seseorang di belakangnya. 
    • Ochi Tsui Chi Gerakan kedua tangan dari atas ke bawah sambil berkata “ ochi tsuite” atau maa maaa maaa” dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Hal ini dilakukan agar seseorang tetap tenang dan tidak perlu panic.


Konvergensi International Financial Reporting Standards IFRS di Indonesia


Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara membutuhkan IFRS sebagai pelaporan perusahaan domestik yang menerapkan informasi standar, sedangkan di Indonesia sendiri baru mengadopsi IFRS penuh tahun 2012. International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi perhatian utama bagi akuntan, akademisi, perusahaan, dan auditor dalam penerapan standar pelaporan keuangan. Mengapa Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS?, maka dalam hal ini kepentingan global yang mendasari penerapan standar ini untuk meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek global seperti BEI (Bursa Efek Indonesia).
Pada priode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk komite prinsip-prinsip akuntansi Indonesia (PAI) untuk menetapkan standar akuntansi. Revisi mendasar PAI 1973 telah diterbitkan (1984) dan akhir 1994 mengumumkan tentang pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi yang sebagian besar merupakan harmonisasi IAS yang dikeluarkan IASB (Badan Standar laporan Keuangan US). Sejak tahun 1994, Komite Standar Akuntansi Keuangan menggunakan International Accounting Standards (IAS) sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia dan tahun 1995 IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri. Periode 2006-2008 merupakan konvergensi IFRS tahap 1, sejak 1995-2010 buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi, baik penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Perjalanan IFRS ternyata tidak mudah, bahkan sampai akhir 2008 DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) IAI baru mengadopsi 10 standar IFRS dari total 33 standar.
Konvergensi dapat berarti harmonisasi atau standardisasi dalam proses menyesuaikan standar akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS. Terbatasnya sumber daya mengenai pemahaman dan mahalnya biaya sosialisasi kepada masyarakat luas menjadi kendala dalam penerapan IFRS di Indonesia. Strategi konvergensi IFRS, yaitu Big Bang strategy ( adopsi penuh) dan gradual strategy (bertahap). Di Indonesia ada tiga tahapan konvergensi IFRS, yaitu (1)Tahap adopsi (2008-2011), 
(2)Tahap persiapan Akhir (2011), dan Tahap implementasi (2012). Kendala yang dihadapi dalam adopsi harmonisasi PSAK ke IFRS yakni (a) Dewan Standar Akuntansi kekurangan sumber daya manusia, (b) IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut, (c) kendala bahasa, (d) infrastruktur profesi akuntan yang belum siap, (e) kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS, (f) dukungan pemerintah terhadap issue konvergensi. Konvergensi IFRS di Indonesia perlu didukung oleh semua pihak untuk meningkatkan standar pelaporan keuangan secara universal sehingga informasi keuangan dapat digunakan oleh semua pihak sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia dikarenakan adanya pemahaman yang baik dan adanya relevansi informasi yang disajikan. 

Daftar Pustaka 
Oktavia (2009). Perkembangan Akuntansi di Indonesia. Jurnal Akuntansi, 9: 81-94. http://rotualilis.blogspot.com/2014/06/sejarahperkembangandanpengadopsian.html
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2014

Politisasi adopsi IFRS terhadap PSAK di Indonesia


IAI sebagai anggota International Federation of Accountant (IFAC) merespon working Group 1 G-20 wajib mengadopsi International Standards on Auditing yang salah satunya menerapkan konsep IFRS sebagai pelaporan keuangan yang transparen dan akuntable dengan menggunakan professional judgement mengenai substansi ekonomi transaksinya (Saiful, p. 192-193). Sejak tahun 2006-2011 IAI telah banyak melakukan konvergensi IFRS hingga akhirnya IAI mengadopsi secara penuh IFRS sejak tanggal 1 januari 2012.
Roadmap konvergensi IFRS telah selesai, namun penerapan standar pelaporan keuangan beberapa perusahaan di Indonesia masih belum secara penuh menerapkan penggunaan standar ini. Butir-butir IFRS menjelaskan mengenai beberapa point mengenai konsep-konsep yang bertentangan dengan GAAP perubahan standar tersebut menyebabkan beberapa kendala dalam sektor bisnis dan pendidikan. Secara mendasar konsep IFRS merupakan solusi dari UK GAAP dan US GAAP yang kurang transparan dan akuntable semenjak terungkapnya kasus Enron dan KAAP Arthur Andersen (Susetyo, 2009, p. 2-4) Terdapat beberapa perbedaan dalam kerangka konseptual antara GAAP dan IFRS yaitu pertama pernyataan GAAP pada tujuan pelaporan keuangan sementara IFRS pada fokus utama pelaporan (Investor dan Kreditor) dan kedua, asumsi dasar dan konsep modal dan konsep pemeliharaan modal (Narsa, ____, p. 50).
Semenjak diadopsinya IFRS di Indonesia pemerintah dan berbagai instansi dan public sector Body berlomba-lomba untuk menerapkan IFRS dalam pelaporan keuangan. Adopsi tersebut sebelumnya harus melewati tahap harmonisasi dan konvergensi yang sangat panjang dan apakah PSAK adopsi ini dapat diimplementasikan di Indonesia.
Berbagai kepentingan mewarnai sejarah adopsi IFRS di Indonesia, namun secara konseptual politisasi tersebut belumlah secara maksimal dapat dilakukan terkait dengan berbagai kendala mengenai proses penerapannya. Sehingga yang dipolitisasi sekarang yakni bagaimana masyarakat mengetahui dan menerapkan konsep IFRS dalam standar pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia. Politisasi mengenai butir-butir PSAK melalui adopsi IFRS disimpukan tidak ada, namun adanya beberapa pihak yang merasa diuntungkan dengan adopsi ini, salah satunnya pemerintah yakni meningkatnya pendapatan pajak jika seluruh perusahaan di Indonesia menerapkan metode sistem pencatatan dengan FIFO.
Proses adopsi standar pelaporan keuangan menuju keuangan global dapat membuat perusahaan dapat dimengerti oleh pasar dunia, namun secara tidak sadar IFRS bukan sekedar laporan keuangan yang dapat dimengerti dan menyajikan laporan keuangan, tetapi memungkinkan dapat mengubah pola pikir dan cara semua elemen (behavior effect). Konsep IFRS berkiblat pada IASB sehingga memungkinkan adanya politisasi dalam pola keuangan global yang iklimnya semakin tidak dapat diprediksi dan diramalkan. 

Daftar Pustaka 
Muchlis, Saiful (2011). Jurnal Akuntansi: Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional dan Dampak Penerapan dari Adopsi Penuh IFRS terhadap PSAK. Vol.01, No. 02. 
Narsa, I Made. ____. Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan Perbandingan Antara FASB dan IASC). Surabaya: Universitas Airlangga. 
Nurhayanto. 2010. Seminar IFRS: Konvergensi dan Potensi Kendala Implementasinya di Indonesia. Ciawi: Pusdiklatwas BPKP. 
Susetyo, Budi. 2009. Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating. Semarang: Universitas Diponegoro. 
David Solomons (1978). Journal of Accountancy: The Politization of Accounting. Vol. 146, No. 05.

Tekanan Budaya Kompetitif Dalam Era Globalisasi


Globalisasi merupakan salah satu era kebangkitan masyarakat di seluruh dunia. Fenomena ini menjadi gejala yang umum hingga menimbulkan beragam perspektif. Masyarakat menilai bahwa era globalisasi saat ini sebenarnya sudah terjadi sejak berabad-abad lalu yang apabila ditelusuri berkaitan dengan perdagangan internasional yang melibatkan negara-negara Cina, India, Gujarat, Persia, dan negara-negara Eropa. Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-16 membawa dampak perubahan yang signifikan dalam era modernisasi negara-negara Eropa.
Semakin berkembangnya kebutuhan industri dan perdagangan internasional maka juga akan memunculkan perusahaan multinasional di seluruh dunia (Winarningsih, 2006) Dalam perspektif global masing-masing warga negara berpendapat mengenai menjadi bagian warga dunia dan bersamaan dengan hal tersebut warga negara tersebut memiliki perspektif bahwa negaranya memiliki keunggulan komparatif (chauvinisme) dibandingkan dengan negara-negara lain. Akibatnya globalisasi berpengaruh dalam berbagai aspek seperti budaya, ekonomi, politik, sosial, informasi, dan komunikasi.
 Hal yang perlu diperhatikan yakni ketika batas-batas globalisasi melampaui aspek-aspek tersebut dan keterkaitan antara hubungan suatu negara dengan dunia Internasional semakin erat. Salah satu aspek fundamental suatu bangsa yang perlu diperhatikan yakni perekonomian. Globalisasi perekonomian dapat membawa perekonomian nasional menjadi bagian dari perekonomian internasional secara kompetitif atau masuknya peluang produk global dalam perekonomian domestik. Kondisi ini dapat memunculkan keadaan pasar domestik menjadi lebih stabil atau justru sebaliknya tidak dapat menghadapi persaingan ekonomi global. Indeks daya saing Indonesia menurut World Economic Forum (WEF) 2014-2015 berada di urutan ke-34 sedangkan berdasarkan Human Capital Report Indonesia berada di urutan ke-69. Indonesia terus bersiap dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan diberlakukan akhir tahun 2015.
Perdagangan bebas di kawasan ASEAN ditandai dengan arus bebas berupa barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal yang lebih dinamis dan kompetitif. Ekonomi globalisasi dapat mengurangi dan meningkatkan produktivitas suatu negara. Kegiatan ekspor dan impor dapat dilakukan ketika suatu negara mengalami krisis bahan baku atau tenaga kerja. Globalisasi telah mendorong kegiatan investasi dan inovasi dimana situasi tersebut dapat memperluas pangsa pasar produsen (Tisdell dan Seidl, 2002: 130-132). Perdagangan global mencakup persaingan dalam berbagai aspek seperti integrasi regional, produktivitas produk, trends pangsa pasar, dan permintaan industri lokal (O’Loughlin dan Anselin, 1996:158). Persaingan dalam hal ini pada competitiveness tidak dapat diukur atau dinilai berdasarkan kinerja maupun proses daya saing yang telah terjadi (Tambunan, 2012; Muhammad, 1997). Misalnya: Ekspor kopi robusta Indonesia jauh lebih banyak daripada ekspor kopi robusta Ethiopia, namun dalam segi kualitas kopi Ethiopia jauh lebih baik kualitasnya daripada kopi robusta Indonesia. Kopi robusta Ethiopia telah menjadi kopi terbaik di dunia menurut The Sustainable Trade Initiative dari Belanda. Hal ini mengindikasikan bahwa daya saing tidak hanya diukur dalam hal kuantitas saja namun kualitas dalam hal ini juga harus diperhatikan. Selama ini Indonesia memang unggul dalam hal kuantitas namun jika dinilai ari segi kualitas, Indonesia masih harus banyak berbenah diri.

PEMBAHASAN 

Persaingan global merupakan sebuah perjanjian yang tidak dapat dihindari di kemudian hari. Beberapa hal mengindikasikan bahwa globalisasi ekonomi merupakan ekspansi negara-negara maju dalam memperluas ekonomi negaranya namun ada juga sisi positif dan tantangan sebuah negara untuk menghadapi globalisasi ekonomi tersebut. Menurut Global competitive Indeks (GCI) ada 12 faktor yang mempengaruh perdagangan global yaitu:

 Faktor-faktor yang mempengaruhi World trade
a. Pemerintah
b. Infrastuktur
c. Ekonomi makro
d. Kesehatan dan pendidikan dasar
e. Pendidikan tinggi dan kualitas sumbe daya manusia
f. Efisiensi barang dagangan
g. Efisiensi tenaga kerja
h. Sistem moneter
i. Kesiapan teknologi
j. Pangsa pasar
k. Pengembangan bisnis
l. Inovasi Selain produksi dan ekspor,

Persaingan multidimensi terjadi dalam beberapa sektor dan aspek. Dengan adanya era globalisasi, dimana mayoritas masyarakat Indonesia tengah tinggal di daerah pedesaan. Tendensi masyarakat pedesaan masih sulit menerima perubahan dan dinamika perekonomian global. Masyarakat masih mengutamakan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama sehari-hari. Perkembangan masyarakat bercorak agraris menuju masyarakat modern dapat dikatakan sebagai proses modernisasi namun hal ini belum dapat diaplikasikan sepenuhnya. Globalisasi dapat terwujud jika ada keterbukaan dari masyarakat.
Waluya (2007: 05) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang cukup berperan dalam perubahan masyarakat:
 a.Adanya sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru. Misalnya, masyarakat mengadakan kebiasaan terhadap kebudayaan lain (orang Indonesia mulai banyak yang menjadikan makan pizza sebagai sebuah kebiasaan setiap minggu).
 b.Unsur kebudayaan baru tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianut. Misalnya, percampuran dua kebudayaan Hindu dan Arab yang terjadi di Indonesia pada masa silam.
 c.Corak struktur sosial masyarakat menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Struktur sosial yang tertutup akan sulit menerima kebudayaan baru. Misalnya, orang bali harus menikah dengan orang bali, jika ia menikah dengan selain orang bali, maka ia tidak termasuk bagian dari masyarakat bali lagi.
 d.Unsur kebudayaan baru dapat diterima oleh sutu masyarakt apabila telah ada dasar unsur-unsur kebudayaan sebelumnya. 
e.Unsur baru dapat diterima oleh masyarakat apabila ada manfaatnya. Perkembangan budaya dan pengaruhnya mulai melekat dalam masyarakat melalui berbagai media dan edukasi. Upaya peningkatan kesejahteraan diikuiti munculnya berbagai aktivitas dan komunitas baik secara individual maupun team yang memunginkan adanya perubahan kompetisi atau perlunya budaya kompetitif oleh masyarakat (Estiningtyastuti, 2014: 111).
Menurut Soesastro (2004), sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keunggulan komparatif. Namun keunggulan ini belum dapat dimaksimalkan dikarenakan berbagai faktor seperti masih rendahnya pendidikan, pendapatan, dan daya saing masyarakat Indonesia di tengah arus daya saing globalisasi. Masing-masing individu dituntut memiliki spesialis dan daya saing global dalam kehidupannya sehingga stabilitas belum terwujudnya yang dipengaruhi oleh struktur dan nilai-nilai adat yang maih berlaku dalam masyarakat. Ada beberapa perspektif bahwa para produsen dan karyawan harus selalu dipaksakan untuk menghadapi persaingan global. Adanya pasar terbuka membuat industri domestik semakin bersemangat dan meningkatkan daya saing produk mereka secara efisien, efektif, dan ekonomis (value for money).
Pasar tersebut yang kini sedang digalakkan oleh pemerintah berdasarkan kepercayaan positif bahwa persaingan global akan menciptakan dinamika yang lebih baik. Diharapkan upaya menghadapi globalisasi dan trade agreement yang telah disetujui dapat membawa Indonesia menuju proses masyarakat madani, namun semua itu tidak dapat terlepas peran dan perilaku masyarakat dan lembaga pemerintah yang bersangkutan. 

Referensi 
Estiningtyastuti. (2014). Perekonmian Indonesia. STIE Swastamandiri Surakarta. 
Indrajit, R. E. (2002). Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi. Renaissance Research Centre. O'Loughlin, J., & Anselin, L. (1996). Geo-economic competition and trade bloc formation: United States, German, and Japanese exports, 1968-1992.Economic Geography, 131-160. 
Sala-i-Martin, X., Blanke, J., Hanouz, M. D., Geiger, T., & Mia, I. (2010). The Global Competitiveness Index 2010–2011: Looking beyond the global economic crisis. The global competitiveness report, 2011, 14-80. 
Soesastro, H. (2004). Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi, Globalisasi, Regionalisasi dan Semua Itu. Economics. 
Svizzero, S., & Tisdell, C. (2002). Reconciling globalisation and technological change: growing income inequalities and remedial policies. Intereconomics,37(3), 162-171. 
Syaifuddin, M. (2011). Perspektif Global Penyelesaian Sengketa Investasi di Indonesia. de Jure, 3(1). Tambunan, Tulus T.H. (2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan Analisis Empiris. Bogor: Ghalia Indonesia. 
Tisdell, C., & Seidl, I. (2004). Niches and economic competition: implications for economic efficiency, growth and diversity. Structural change and economic dynamics, 15(2), 119-135. 
Waluya, B. (2007). Sosiologi: menyelami fenomena sosial di masyarakat. PT Grafindo Media Pratama. Zairi, M. (1997). Business process management: a boundaryless approach to modern competitiveness. Business Process Management Journal, 3(1), 64-80.

Expense versus Capitalization


Kapitalisasi merupakan kegiatan deffering cost dan memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi yang diwujudkan dalam bentuk asset. Sedangkan expense merupakan alokasi dari cost. Saat proses kapitalisasi asset penilaian berbaasis historical value karena menganut prinsip going concern dan conservatism. Prinsip going concern berupa asset yang memiliki nilai manfaat di masa yang akan datang dan prinsip conservatism (hati-hati) berupa cadangan akumulasi depresiasi yang mengurangi nilai asset secara tidak langsung. Kondisi yang mensyaratkan adanya kapitalisasi yaitu
a) Terjadi pada masa lampau
b) dapat diidentifikasi hasilnya dan memiliki manfaat di masa mendatang
c) pemilik dapat mengontrol probable future benefitnya
d) Cost transaksi dapat diukur secara reliable
e) cost dapat meningkatkan future benefit Perusahaan yang akan meningkatkan kegiatan produksinya biasanya akan membeli asset berupa mesin produksi.
Pada saat membeli mesin baru maka seorang manajer akan menentukan cost allocation method berupa depresiasi. Mesin akan di masukkan ke dalam akun asset dinamakan kapitalisasi sedangkan depresiasi merupakan alokasi dari cost mesin yang dikategorikan ke dalam expense. Pada saat penentuan cost alokasi dari asset maka ada 2 opsi akan di deffering cost pada setiap periode (kapitalisasi) atau dihabiskan pada satu periode akuntansi (expense).
Effek kapitalisasi pada net Income yakni menunjukkan grapik smooth income dengan biaya yang lebih rendah salah satunya ada deffering cost berupa depresiasi sedangkan dengan metode akuntansi expense maka grafik Income statement nya menunjukkan volatile dikarenakan semua expense depresiasi dihabiskan di tahun pertama dan di tahun kedua tidak ada expense sehingga terjadi penurunan yang signifikan pada net Income. Pada kapitalisasi ROI lebih smooth dan Expense lebih volatile. Rumus ROI = Net Income/HPP, saat net income tinggi dan stabil maka ROI juga akan smooth dan saat Net income rendah dan tidak stabil maka ROI juga akan lebih volatile. Saat Income stable terjadi pada metode akuntansi kapitalisasi sedangkan ROI over-volatile dengan menerapkan metode expense.
Apabila biaya expense tinggi maka akan terjadi overstatement cash outflow dan understatement investing outflow. Sedangkan saat kapitaliasi diberlakukan maka understatement pada operating cash outflow dan overstatement pada investing cash outflow. Solvency ratio pada expense lebih rendah karena jumlah asset lebih rendah daripada saat menggunakan kapitalisasi. Maka seorang manajer akan lebih menerapkan metode akuntansi dengan kapitalisasi daripada dengan expense. I like this part of this materials, so gambling and fascinate to ones. I hope have opportunity to remind this materials later.

Operating lease vs Capital lease


Leasing merupakan equipment Funding artinya pembiayaan peralatan barang modal untuk digunakan pada proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Seorang manajer dalam memperoleh jabatan baru akan cenderung akan menunjukkan keuntungan/performance laporan keuangan yang lebih baik dari periode sebelumnya. Laporan keuangan yang terlihat baik dapat dilakukan dengan metode dalam akuntansi salah satunya yakni menerapkan operating lease atau capital lease dalam kegiatan operasi perusahaan.
Operating lease merupakan kegiatan operasi tanpa melibatkan adanya asset atau modal dalam kegiatan operasi perusahaan sedangkan capital lease yakni mempergunakan asset dalam kegiatan operasi perusahaan sehingga memunculkan biaya modal yang lebih besar baik yang bersumber dari hutang maupun penerbitan saham baru. Biaya sewa yang lebih rendah pada operating lease akan menghasilkan profits yang lebih tinggi sehingga performa laporan keuangan terlihat mengalami peningkatan. Sedangkan apabila perusahaan menerapkan capital lease maka porsi hutang maupun porsi saham menjadi lebih besar dan efeknya akan memunculkan biaya depresiasi dan biaya bunga apabila sumber leasing berasal dari biaya modal.
Laporan keuangan akan terlihat lebih menarik di mata investor ketika perusahaan menerapkan operating leasing. Capital leasing dikomparasikan ke dalam rasio maka current asset nya menjadi lebih rendah atau tingkat Return on Asset atau Return on Equity juga menjadi tidak sebagus rasio nya ketika menerapkan operating leasing. Manajer dalam hal ini lebih mengutamakan laporan keuangan yang terlihat bagus dalam jangka pendek daripada harus mengeluarkan biaya modal untuk kegiatan operasi jangka panjang.
Penerapan capital leasing juga berdampak biaya expense yang lebih besar berupa biaya perawatan asset yang ada. Effect on Financial Statement Operating Leasing
a. Delay Expense recognitions; stable expense
b. Understate assets and current liability
c. better current assets ratio and current liability ratio
d. stable profits graph
e. understate operating cash flow and overstate Financing cash flow Capital Leasing

Effect on Financial Statement Capital Leasing
a. Recognize expense happened; Volatile graph expense
b. Overstate Long term Liability and Assets
c. Volatile profits graph
 d. Overstate operating cash flow and financing operating cash flow

 Adapun praktik window dressing perusahaan yakni, seorang manajer akan melakukan tambahan produksi dan memerlukan asset baru. Anggaran untuk membeli asset tidak ada sehingga jalan satu-satunya mengajukan kredit melalui leasing. Perusahaan leasing yang akan melunasi asset produksi sehingga perusahaan dapat mencatat pembiayaan tersebut sebagai biaya angsuran atau pun biaya sewa. Secara otomatis asset perusahaan bertambah namun jumlah hutang tidak ada maka rasio current asset menjadi baik.
Ada lagi saat long term liability untuk membeli asset dilunasi dan menjadi current liability sehingga return on Investment yang disajikan kepada investor akan terlihat baik. Hal ini merupakan praktik seorang manajer dalam menerapkan metode agar laporan keuangan terlihat baik. Sehingga sebagai seorang analis laporan keuangan maka hal yang menjadi fokus utama bukan hanya angka, data, dan judgment saja akan tetapi metode akuntansi yang diterapkan dikarenakan accounting analisis akan menjadi dasar dalam financial analisis dan prospektif analisis.

 Thank you Mr. Boim Big chances to be your students. :)

Business analysis and Financial Analysis


< Business analisis merupakan sebuah analisis untuk menjaga competitive advantage dan mengembangkan bisnis perusahaan. Informasi yang dipergunakan dalam menganalisis bisnis tidak hanya mempergunakan data kuantitatif saja namun analisis kualitatif juga perlu dipertimbangkan dalam business analisis. sedangkan Finansial analisis adalah bagian dari bisnis analisis (juga disebut sebagai analisis akuntansi laporan keuangan atau analisis keuangan ) mengacu pada organisasional penilaian dari stabilitas dan profitabilitas dari bisnis, sub-business atau proyek. Dalam analisis keuangan kegiatan yang dilakukan yakni berupa forecast menentukan nilai intrinsik(fundamental) suatu perusahaan & analisis keuangan, varians analisis, penganggaran laporan, konsolidasi laporan, kelompok identifikasi KPIs, pelaporan dari rasio, dan lain-lain. Nilai fundamental suatu perusahaan berdasarkan saham yang tertera pada nilai pari perusahaan. Par value menunjukkan bagaimana kinerja dan operasi suatu perusahaan berbasis income. Income dipergunakan untuk memprediksi nilai suatu perusahaan di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan diperlukan investor untuk memprediksi nilai fundamental perusahaan. Analisis laporan keuangan terdiri dari 3 jenis analisis yakni Accounting analisis, Prospektif analisis, dan Finansial analisis. Analisis laporan keuangan ditekankan untuk menentukan nilai intrinsic perusahaan. Ketika nilai intrinsik perusahaan lebih besar dari nilai market nya maka perusahaan berada dalam posisi undervalue dilihat dari segmen pasarnya dan perusahaan harus menjual sahamnya. Accounting analisis dilakukan pertama kali dalam analisis untuk mengkonfirmasi angka-angka data dan judgement yang disajikan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan accounting analisis merupakan dasar melakukan financial analisis dan prospektif analisis. Akuntansi perusahaan harus merefleksikan accounting income dan economic income yang sebenarnya. Financial analisis dapat terdiri dari analisis rasio yang menunjukkan nilai intrinsic perusahaan dilihat berdasarkan rasio keuangannya. Rasio tersebut dapat berupa profitability analisis, limited of source and fund (efisiensi dan effektifitas dana perusahaan), likuiditas, credit analisis (liability, cash flow, and long term solvency) dan valuation analisis (dividen/earnings dengan market place nya). Adanya finansial analisis memiliki different purpose yang dapat dijadikan tools dalam pembuatan keputusan. Prospective analisis merupakan analisis berkaitan dengan kegiatan forecast intrinsic value perusahaan dimasa yang akan datang dan menentukan nilai/modal (cash flow, earnings, dividend). Accounting to penman (2001) which accounting should have to publish numbers of the firm. Harga saham dapat dipengaruhi oleh jumlah earning yang dihasilkan perusahaan. Menganalisis earnings dapat dilakukan dengan trend model dan common model. Trend analisis menganalisis berdasarkan trend earning yang terjadi setiap periode perusahaan. Analisis trend mengkombinasikan persentase angka dan faktor-faktor analisisnya. Sedangkan common size analisis merupakan analisis rasio berdasarkan laporan yang telah di reformulate. Rasio analisis dapat berupa valuation merupakan penilaian untuk memforecast nilai perusahaan berdasarkan equity dapat berdasarkan dividend, free cash flow, atau residual Income. Thank you STIE Swastamandiri Surakarta

Barriers Language of Work and Holiday Visa

A. PENDAHULUAN 
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kegiatan bisnis maupun aktivitas sehari-hari. Kebanyakan orang menganggap bahwa bahasa menjadi problem tersendiri ketika ingin mengembangkan diri ke luar negaranya. Orang harus berfikir ribuan ulang untuk pergi dan keluar dari zone comfort menuju tempat baru dengan bahasa lokal setempat yang sangat minim dijadikan alat komunikasi. Beberapa orang telah mencoba hal ini dan tidak jarang masyarakat lokal setempat tidak mengerti apa yang diucapkan seseorang dengan bahasa lokalnya. Hal ini dikarenakan dialek dan penyusunan pola kalimat yang belum terbiasa saja. Berbeda hal dengan bisnis, bahasa dianggap sebagai language of business dalam praktik dan kegiatan transaksi internasional. Barriers of languange menjadi sangat tipis sekali dalam praktik kegiatan transaksi internasional pada perusahaan-perusahaan yang akan melakukan ekspansi ke negara-negara home country. Perusahaan dituntut untuk mempromosikan produk maupun jasa mereka dengan bahasa lokal disertai aturan sosial budaya yang telah mengakar kuat dalam masyarakat. Ruang ligkup perdagangan internasional tidak hanya terbatas pada batas-batas politik, budaya, valas, dan hukum perdagangan internasional. Setiap negara memiliki budaya dan bahasa yang berbeda. Perusahaan memiliki interaksi lebih dengan bahasa lokal sebagai alat komunikasi. Setiap pengekspor maupun pengimpor harus mempelajari kendala atau hambatan yang sengaja dikeluarkan oleh negara lain. Salah satu kendala yang dihadapi yakni bahasa komunikasi masing-masing pelaku transaksi perdagangan internasional. Berbagai supplier dan buyer dari berbagai negara dengan karakteristik yang berbeda menjadikan tantangan sendiri dalam menjalankan bisnis internasional. Sehingga bahasa dapat dijadikan sebagai hambatan maupun faktor pendorong. Bahasa inggris sebagai bahasa universal disusul dengan bahasa perancis menjadikan syarat mutlak alat komunikasi perdagangan internasional. Namun menurut Gustav Kusno (2015), bahasa inggris bukan sebagai bahasa yang banyak dipergunakan, bahasa inggris dipergunakan sebagai bahasa universal. Bahasa yang banyak dipergunakan yakni bahasa mandarin. Bahasa inggris diterima sebagai bahasa perdagangan dikarenakan penggunaannya yang luas dan sebagian negara-negara di dunia menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama. Bekerja di luar negeri menjadikan tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Kendala bahasa dan budaya negara tujuan memiliki keunikan tersendiri bagi ekspatriat. Bekerja sambil berlibur mulai diminati berbagai warga di seluruh dunia. namun, informasi mengenai work and holiday menjadi sangat tertutup jika terbentur dengan persyaratan yang diajukan dengan bahasa dimana menjadi syarat utamanya. Kualitas sumber daya masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan dalam menghadapi era perdagangn internasional. Menghadapi era pasar global MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) menjadi dilema di kalangan publik dan pemerintah. Sebenarnya seberapa siap Indonesia menghadapi tantangan global yang dapat mengancam atau memajukan perekonomian Indonesia. MEA bertujuan meningkatkan upaya kemakmuran ekonomi secara merata oleh negara-negara ASEAN. Peningkatkan kemampuan berintegrasi global tersebut dilakukan dengan tahapan integrasi pasar domestik sebagai pasar tunggal dan integrasi berbasis produksi sehingga dapat meningkatkan daya saing di tengah pasar global. Namun hal tersebut belum dapat optimal mengingat kondisi usaha mikro dan menengah (UKM) dan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah daya saingnya (Nagel, 2014: 4). Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meluasnya penggunaan bahasa asing dalam perdagangan global. Masyarakat diharuskan dan diharapkan memiliki kesadaran lebih dalam meningkatkan penguasaan dan skill bahasa asing tersebut. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat tersebut maka kegiatan bisnis dan transaksi internasional bukan menjadi hambatan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk go public baik secara domestik maupun internasional. 

B. PEMBAHASAN 
Indonesia mempunyai masalah mendasar terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Indeks pembangunan manusia Indonesia 2014 (UNDP) berada pada posisi 108, sementara Malaysia menempati urutan ke-64 dan Singapura no-9. Di kawasan ASEAN, Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat melimpah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Namun dalam hal sumber daya manusia, Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara tersebut. Masyarakat yang dapat mengakses pendidikan perguruan tinggi pun jumlah nya juga masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Problema pendidikan di Indonesia masih menjadi hal yang dundamental untuk senantiasa ditingkatkan agar masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam era persaingan global. Era persaingan global meuntut warga dunia untuk berkerja di luar negeri. Perusahaan di seluruh dunia mengembangkan bisnisnya secara transnegara sehingga memerlukan ekspatriat ke negara tujuan. Proses ini seringkali emiliki beberapa kendala seperti shock culture dengan makanan, cuaca, dan bahasa menjadi kendala utama. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengikuti kursus bahasa maupun adaptasi di negara baru untuk beberapa bulan. Sejak tahun 2009 Pemerintah Indonesia dan Australia menjalin kerjasama berkaitan dengan program bekerja dan berlibur. Working and Holiday Visa (Subclass 462) merupakan visa yang memperbolehkan WNI untuk bekerja sambil berpergian selama 12 bulan di Australia. Selain bekerja WNI juga diizinkan berlibur selama casual (diluar jam kerja). Sebenarnya banyak sekali subclass visa untuk negara Australia namun penulis hanya akan memaparkan visa jenis ini. Selama program berlangsung telah terjadi pembatasan kuota dari tahun 2009-2012 hanya 100 orang saja yang dapat mengajukan Work and Holiday Visa. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas sumber daya Indonesia di dunia Internasional. Namun tahun 2012 terjadi negosiasi ulang sehingga pembatsan kuot menjadi 1000 orang per tahun yang bekerja dan berlibur di Australia. Meningkatnya jumlah kuota menunjukkan hasil positif meningkatnya WNI yang berkerja di Australia dari tahun ke tahun. Meskipun belum mencapai kuota setiap tahunnya diharapkan masyarakat semakin berkembang untuk berintegrasi dengan persaingan global. Berikut proses pengajuan WHV: a. Online Registrasi untuk mengajukan surat rekomendasi ke Direktorat Jendral Imigrasi Republik Indonesia dan jika diterima berkas-berkas tersebut akan dilakukan wawancara oleh pihak Imigrasi. b. Memasukkan dokumen kelengkapan di AVAC (Australian Visa Application Centre) c. Mendapat HAP ID dari Kedutaan Australia melalui email d. Melakukan Medical Check up di rumah sakit yang diminta oleh Kedutaan Australia e. Mendapat pemberitahuan yang disetujui melalui email Persyaratan pengajuan Work and Holiday Visa (WHV) hanya bisa dilakukan WNI setingkat perguruan tinggi saja. Sementara setiap tahun hanya 20% WNI lulusan SMA dan SMK yang mampu mengakses perguruan tinggi setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih berada di batas bawah standar dunia pendidikan Internasional. Pendidikan di Indonesia juga masih terfokus pada pulau Jawa saja. Sehingga akses dan pemerataan daerah-daerah di luar pulau Jawa masih menjadi dilema bagi pemerintah. Berbagai requirement yang cukup menyita waktu dan uang dapat menurunkan minat WNI yang bekerja di Australia sehingga tidak pernah mencapai kuota yang diharapkan. Selain baground pendidikan, syarat yang lainnya yakni sertifikat bahasa asing (English) setingkat fungsional diamana IELTS 4.5 dan TOEFL iBT 46 dengan completed within 12 months of visa application lodgement dari AVAC (Australian Visa Application Center). Semua proses pengajuan Visa memerlukan waktu sekitar 7 bulan dan ketika batas kuota ditutup pada akhir juli, maka pelamar akan terdaftar kuota tahun selanjutnya. Bahasa dan baground pendidikan menjadi hambatan masyarakat Indonesia dalam menghadapi era persaingan global. Sementara pendidikan dan bahasa menjadi satu paket yang tidak terpisahkan dimana hal tersebut masih sedikit masyarakat Indonesia yang mengenyam pendidikan hingga setaraf perguruan tinggi. 

C. PENUTUP 
Diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam menyambut era persaingan global. Pemerintah sebagai organisasi fasilitator berkesempatan untuk mengembangkan sarana prasarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia berkelanjutan. Bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang dapat menjadi border house antara Indonesia dengan dunia Internasioal. 

DAFTAR PUSTAKA 
Nagel, P. Julius F. (2013). Peluang Dan Tantangan Ukm Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Sustainable Competitive Advantage (SCA) 3.1. http://www.pedidikanindonesia.com/2015/01/potret-dunia-pendidikan-di-indonesia.html http://farhanifajria26.blogspot.co.id/2015/04/hambatan-perdagangan-internasional-di.html http://www.kompasiana.com/gustaafkusno/sepuluh-bahasa-terbanyak-dipakai-di-dunia_550abf13a333119d712e3aa6 
http://sains.me/1586/tanyasains-mengapa-bahasa-internasional-menggunakan-bahasa-inggris.html/ Forum Work and Holiday Visa Indonesia

Getting Dissent


Recent days, I'm well suited in my condition, last exam in my last grade. Today, my exam discovered at 101. so fascinate, this is first time my friends wait me till my late coming. Dear, I'm so sorry to say that I think i'll be okay going late. But, that's a problem to others and My friends called Where you ? I'm on going. My busies starting before call dawn, my fingers so quickly when I got idea to write my paper. I have to submit 2 task and one exam. Done, I gradually study and do my task and done before dateline. And last is my paper, so confuse and limit literatur, my mind doesn't want to share my opinion eventhough I waste full days to read and find idea. Because I have to help doing something I still focus on my paper, He ask my time 3 hours to be an consultant. Beyond on it last semester I didn't do the task coz my limit time and capabilities. I did realize we get the right answer with the system. I'm so smile when it finish and done. Okay , focus on your paper. go straight forward. Then, coming on my dormitory, I can't to do something, my mind was fully and uncover to read and do my paper. Lying on my bed till morning. Get up, paper is waiting you. Time so stuck when I said aside my opportunity harshly. So, once, late and over dateline was so shy beyond on me. haha one lesson. be dateliners. and then the environment is so affect negative. one goal, you have to finish it before the dateline. Some time, so resentful to avoid this condition and understood what others want to do together. The word, Together and till endless. I conclude in this last semester, Are we have not solid inside on the right way. So, who will getting emphasize, dateliners or laziers.. ??? Be more diligent and respectfully to others inside you want to do same as.

20 Jan 2016

You Need Others


Honestly, I would like to pursue my master degree. I always hope that the God had planned the best for everyone in each person. My ways didn’t come as luckily, there’s harshly and effort aside the plan’s God. I just realize that mine is worth able for others. I doesn’t have money, materiality, and sense to doing something. Entering my fourth grade in my college, I found from my younger semester a non-profit Organization majoring social activities in Sumbawa province. As we Known Sumbawa is the poorest, under-facilities, restrictive education and so on. The society still has lack of pure water, electric, and moreover. Therefore, they use electric from water generator or surya panel. The human resource also still underdeveloped which the teenager doesn’t have access to get Education. Look through the story of Carlo when he spent her Holiday, the child want to speak to Carlos but the child doesn’t speak in English. Then Carlos visiting the village of the child, What’s happen ? All of the children contain 120 children come there, He agree to teach English to the children and everyday Carlos taught them during 3 weeks. After that, Carlos back to Barcelona, He was a lawyer at Price Water Coopers. Few month later, he make a journey to Sumbawa again every years as volunteer. He realized that doing goodness to others and money is nothing. He put all in a hope for Sumbawa. I’m very impressed to this action and the organization name is Harapan Sumbawa. How is the great deal of Carlos life to move to Sumbawa and develop rural place that doesn’t have a lightening. As Indonesian so much big question for all, this is still our country, our relatives, same blood and else. Sometimes I regret when my college I’m not doing something with my restrictiveness and lacking access outside. We only thing a joy which without feels grief others. Our conditions was blind us, so that we don’t know the others instant we doesn’t have different ways. I so embarrassed as agent of change, this is dawned me to improve my passion in Education. Education is one of better way to change our life. Now, what should I do, my sociality was very scantiness. When I have an opportunity before pursuing my master, I want to do social activities where support my master. So there’s something that I really wrestling and hard striking in the future. I could gain my ability to others endless with my education. Last but not least, I’m not clever, rich, and insight girls, but my conditions always push me to be better and enrich knowledge with experience and sharing to others. Thanks for your Kindness for reading my story. :) My doormitory room space.